JAKARTA.
Narkoba bukan lagi barang baru dan
sulit didapat di Indonesia. Juru Bicara Kementerian Luar Negeri, Armanatha
Nasir mengungkapkan, kebutuhan narkoba di Indonesia sangat besar.
"Itu
sudah seperti kebutuhan akan beras. Ini menggambarkan bagaimana kedaruratan
narkoba di tanah air dan korelasinya dengan hukuman mati," ujar Tata,
sapaan akrab Armanatha di kantornya, Jakarta Pusat, Kamis (30/4).
Armantha
menuturkan, hampir empat juta orang mengonsumsi narkoba. Jumlah ini itu terdiri
dari anak-anak sampai dewasa. Dia menambahkan, dalam setahun, para pemakai
narkoba di Indonesia tercatat membutuhkan stok ganja 158 juta gram, 219 juta
gram stock sabu dan 14 juta butir pil ekstasi.
"Itu
untuk memenuhi kebutuhan 4 juta orang Indonesia yang umurnya dari 10 tahun
sampai dengan 59 tahun," imbuhnya.
Karena
itu, Tata menampik tudingan sejumlah pihak yang menyebutkan kebijakan hukuman
mati di Indonesia hanya political show pemerintahan Presiden Joko Widodo
semata. Menurut Tata, banyak yang tidak tahu jika narkoba sudah merambah
pedesaan.
"Penggunanya
dari anak tinggal di desa terpencil sampai pejabat negara. Apakah ini
political show? Kalau seperti ini apakah Indonesia tidak dalam situasi darurat
narkoba? Ini yang harus kita hindari," tandas Tata. ( Berasal )
0 komentar:
Posting Komentar